Seia Aksara

Sejak menjadi seorang pengajar, aku makin khawatir dengan anak-anak di negeri ini. Tidak sedikit dari muridku belum lancar membaca dan menulis. Apakah karena mereka sudah tidak lagi suka belajar atau sistem di negeri ini sedang tidak baik-baik saja? Aku, sebagai guru madrasah terpaksa juga harus mengajari muridku belajar membaca huruf alfabet, padahal mengajari huruf arab yang memang tugasku saja sudah susah setengah mati. Aku kadang bertanya-tanya, siapa yang seharusnya lebih bertanggung jawab dalam hal ini ? Apakah guru-guru di tingkat dasar, sistem pendidikan yang ada ataukah kita sebagai orang tua? Beberapa kali juga aku melihat konten sosial eksperimen dari kreator yang bertanya kepada siswa-siswi tentang ilmu dasar dan sejarah Indonesia, mirisnya mereka tidak bisa menjawab dan diiringi cengiran seolah itu sebuah lelucon. Whatttttt? What happened to our country? Ketika masaku belajar di Sekolah Dasar, kelas 2 saja harus bisa membaca dan menulis, bahkan sudah lancar keduanya. Saat ...

  Kawan, ketika nanti aku berada dipenghujung ceritaku, Ku harap kau sudi menerima permintaan maafku, Ziarah ke gerbang kedamaianku, Dan memohonkan ampunan kepada Rabb-ku. Kawan, ketika nanti aku telah berjalan menuju pelukan Sang Maha Cinta, Pelukan yang telah lama kurindukan, Tak usah kau tangisi kepergianku, Tak perlu kau bagikan potretku dengan kata-kata bela sungkawamu, Cukup bagikanlah semua kenangan yang telah ku lalui bersamamu.

Terhitung sudah satu tahun ini tidak membeli pakaian. Untuk pertama kalinya aku mencoba suatu hal yang ku pikir akan mustahil dilakukan, tapi ternyata bisa juga. Hal ini terjadi karena keresahanku saat membereskan lemari tahun lalu. Banyak sekali pakaian yang ku keluarkan padahal hanya dipakai beberapa kali saja.  Di bulan-bulan awal, rasanya berat sekali untuk tidak membuka online shop yang berujung 'pesanan anda diterima'. Sulit untuk tidak mengambil barang pada bagian wardrobe yang memajang simbol '%'. HAHAHA. Ke-implusif-an anak muda. Sampai akhirnya aku bisa melewati itu semua hingga hari ini. Setelah dijalani ternyata tidak sesusah yang dikira ya untuk berhenti dari zona implusif itu. Aku jadi bisa berpikir lebih kreatif untuk mengutak-atik baju yang itu-itu saja menjadi terlihat seperti baru. Memadu-padankan baju, celana dan hijabku agar tidak bosan dilihat, kalau bahasa kerennya sih 'mix and match' . Bahkan aku coba membongkar pakaian-pakaian mama-ku j...

  Aku menemukan perempuan yang hidup dalam kesunyian. Hanya dengan diam ia mampu mendeskripsikan segala kesedihan dan kekecewaan. Entah sedang terjebak dimana, hatinya pilu membiru, tapi keluar dari itu saja ia tak mampu. Ia membantu yang lain terbang melayang, namun membiarkan dirinya jatuh ke dalam jurang. Di sudut hatinya, ada harapan untuk berbicara, tanpa rasa takut akan kehilangan. Namun, perempuan itu tahu bahwa semakin dirinya berbicara, maka semakin yang lain tak ingin mendengarnya. Terkadang, suara terbaik adalah yang tidak diucapkan.

Kemarin  baru menyelesaikan series berjudul "Weak Hero Class 1" yang diperankan Jihoon dan Choi Hyun Wook. Bercerita tentang drama pertemanan anak sekolah yang banyak berantemnya. Gua enggak pernah nonton series yang adegannya berantem karena enggak suka konflik. Maunya hidup damai aja. Ceritanya juga enggak related dengan kehidupan gua. Tapi kok seru, ya. Setelah nonton series tersebut rasanya ngawang banget dan tiba-tiba aja menyadari bahwa masalah hidup yang sering gua alami sejak kecil adalah pertemanan. Gua selalu takut enggak punya teman. Karena itu, seringkali mengorbankan kenyamanan diri agar orang lain mau berteman. Terkadang iri sama orang yang mudah bergaul dan berteman. "Kenapa ya gua enggak bisa kaya mereka? emang gua se-menyebalkan itu ya untuk dijadikan teman?" "Sesulit itukah berteman sama gua?". Itulah pertanyaan yang selalu terngiang dalam otak gua. Saat menduduki bangku SMP, gua dijauhi oleh teman satu asrama termasuk senior. Gua ingat ...

Sampai saat ini, seringkali aku mempertanyakan apa yang sebenarnya ku lakukan di dunia ini. Urusan dunia, aku tidak unggul. Terlebih lagi urusan akhirat, jauh dari kata unggul. Apa yang ku lakukan disini? Apa masih aku bermanfaat bagi yang lain? Apa mungkin masih ada kewajiban yang belum ku laksanakan? Semakin bertambah dewasa, semakin kabur memandang sebuah tujuan selain kematian. Rasanya hanya itu yang kini menjadi tujuanku. Kalau memang benar beberapa hari ke depan aku akan mati, aku berdoa semoga jalan menuju kematian ini menjadi jalan yang paling baik dan yang paling Allah ridhoi. Dan semoga kamupun.

Di hari minggu yang cerah ini aku terbangun pagi sekali. Aku bergegas beberes diri lalu menuang kopi sebagai menu sarapan kali ini. Di hadapanku ada sebuah buku, kopi dan selembar roti. Bukannya dinikmati, aku malah bergumam dalam hati. -- “Kenapa ya ketika kita sedang dikucilkan oleh orang lain selalu terlintas dalam benak pernyataan ‘gua bakal buktiin ke dia (orang yang mengucilkan kita) kalau gua bakal sukses lebih dari dia’ atau pernyataan semacamnya. Aneh.   Apakah tekad kita menjadi sukses hanya untuk mendapatkan validasi dari orang-orang tersebut bahwa kita mampu melampauinya? Atau kita ingin memamerkan kesuksesan yang telah kita capai? Lalu jika sudah sukses dan memamerkan itu semua, akan terjadi apa? Manfaatnya apa? Paling-paling kita hanya dapat pujian sekali atau dua kali. Lalu apalagi? Tidak ada yang berubah setelah kita memamerkan itu semua, bukan? Orang-orang yang mengucilkan itu akan tetap melanjutkan kehidupan seperti sebelumnya karena sejatinya  mereka...

Hari ini aku tidak ingin diganggu oleh siapapun, Biarkanlah aku dan Tuhan-ku berduaan, Biarkanlah hanya aku dan Tuhan-ku yang merayakan. Aku sedang tidak ingin terlibat dengan apapun, Biarkan aku larut dalam diriku sendiri, Biarkan aku mencerna segala hal yang terjadi dihidupku dalam satu tahun ini. Harapku, Kelak aku bisa menerima kekuranganku, Bisa hidup dalam kesederhanaanku, Bisa bertemu dengan manusia hebat lainnya, Dan bisa merasakan betapa beruntungnya aku terlahir di dunia. Today, i turn a year older And i do not want to die anymore.

Menurutmu, siapa yang lebih baik dari dirimu? Apakah dia yang memiliki jabatan dan gaji yang tinggi? Dia yang memiliki rumah, handphone  dan mobil mewah? Dia yang berhasil masuk akademi internasional? Dia yang memiliki banyak teman? Dia yang memiliki pasangan romantis? Atau dia yang good looking ? Kamu memang tidak seperti dia yang memiliki itu semua. Kamu hanyalah seorang manusia yang terus mencoba untuk menjadi sepertinya. Tapi, apakah kamu tahu bahwa hidup yang dia jalani pun tidak semulus apa yang ada dipikiranmu? Apakah kamu menyadari bahwa dirimupun hebat sepertinya? kamu yang selalu tangguh dan bertahan di setiap keadaan, kamu yang selalu sabar menghadapi ujian, kamu yang selalu merasa bersyukur dengan semua yang kamu punya.  Bukankah kamu juga tahu bahwa Tuhan telah memberikan sebaik-baiknya jalan kepada setiap makhluk-NYA. Percayalah bahwa tidak ada yang lebih baik siapa dari siapa, semuanya akan berjalan dalam porosnya masing-masing.

Bulan Agustus 2022, aku melanjutkan solo travelling -ku ke Jawa Timur. Awalnya, aku hanya berniat pergi berlibur ke beberapa tempat di Jawa Timur dalam waktu yang singkat tapi ku yakin orang tuaku tidak akan mengijinkan. Jadi, dengan semua pertimbangan yang ada, aku memutuskan traveling sekaligus mengikuti kursus bahasa Inggris, alih-alih mendapatkan ijin orang tua. Perjalanan menuju Jawa Timur kurang lebih 9-10 jam, ku ikut perjalanan malam hari agar tidak begitu terasa capek. Rasanya bahagia sekali karena ini kali pertamaku menginjakkan kaki di Jawa Timur dan disambut oleh kerabatku disana. Keesokan harinya, kerabatku ikut mengantar ke Kampung Inggris Pare, Kediri, dimana itu adalah tujuan utamaku untuk melanjutkan trip sambil belajar bahasa Inggris. Sesampainya di Kost, teman-teman menyambutku. Mereka membantu dan memperkenalkan diri, begitupun aku. Mereka datang dari berbagai daerah, mulai dari dalam hingga luar Pulau Jawa. Selain belajar bahasa Inggris, aku dan tema...